Kursi Ligna only the One
Pilihan?
Kenapa harus memilih?
Ketika pilihan itu ada, apalagi yang harus aku hadapi?
Akankah harus ku temui "tantangan"?
Selanjutnya, haruskah aku mengalami "perubahan"?
Apa yang harus ku perbuat?
Pikiran ku kacau, hatiku berkecamuk. Inilah aku, si pemikir.
Banyak orang memanggilku itu, yaahh, apa yang bisa ku perbuat. Aku, Qerzan,
mahasiswi semester 7 yang dengan 'sok' sibuknya dengan masa-masa genting ku
itu. Sebenarnya, bukan kata-kata itu yang membuat ku 'kacau', namun si kawan
dan si teman. karena 'sebab' itu makanya aku harus "choose, challenge,
then change".
Adakah saran dari "sesuatu" untuk "sesuatu" ?
Mengapa dalam hidup ini harus ada hukum alam (alamiah)?
mengapa ada sebab ada akibat?...........
" Eh, rajin nge-blog ya?", suara seseorang yang buat aku
terkejut dari lamunanku, memikirkan, membayangkan kata-kata untuk postingan
terbaruku.
"eeuu, iya". jawab ku dengan gagap.
“ouh bagus itu, kita itu memang harus gitu. Banyak hal yang harus
dan bisa kita kerjain. Jangan Cuma satu ituuu aja J
“hehe, yaa…. Jawaban terakhirku yang membeku dan hilang begitu
saja.
Aku pun melanjutkan tulisan yang sedari tadi memanggil dan memohon
kepadaku untuk dilanjutkan.
“Tenanglah, aku tak kan berpaling darimu”, jawabanku yang seakan
laptop itu berontak kepada ku. Aku tak tau, mengapa banyak hal yang.. aku kah
yang melebih-lebihkan atau terlalu tingginya imagine ku atau terlalu bodohnya aku yang memikirkan hal yang
seharusnya tak perlu ku pikirkan. Namun, pernah pikiran ku mengatakan kalau “dia”
memang akan selalu begini. Akan banyak hal yang tak “kau” duga dan bahkan tak
kau suka akan appears dan establish. Bahkan disaat kau tak mau, “aku”
tetap akan melakukannya. Well, it so
well cause you understood it. Arggh, hanya itu yang bisa ku lakukan terhadap
pikiranku yang tak mau mendengar perintahku, tak mau berkontribusi terhadap
hatiku. Its relative, Qerzan. Its okay, you just do it. Everything will be
okay. Hufftt… hembusan nafas panjang yang dengan berat mengadu kepada ku, “lelah”.
Aku ingin memilih tapi ini bukanlah pilihan yang bisa ku pilih. Ini berbeda, it’s
not same, adakah hal adakah kondisi yang dapat membantu ku? I want to run, go away
but I can’nt. Cause, ini kondisi dimana “kamu” harus memilih satu diantara dua
yang sama.
Jika dibilang kembar, tidak
juga. Di bilang tak kembar tapi mirip. Oh God.. Aku terlalu over dalam hal se-ringan ini. Tolong, kembalikan aku ya Allah,
kembalikan aku ke dasarnya. Jangan biarkan aku seperti ini, fikiranku yang relative
membuat keputusan ku menderita. Banyak kata, banyak diatas banyak yang ingin
berkontribusi namun “macet” hanya karena
…
Hanya karena banyaknya parameter, luasnya jangkauan yang ku tempuh
sampai-sampai “tak perlu ku tanya, cause I have a key”.
*******
Komentar